Selasa, 10 Februari 2015

ACARA IV : ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR


ACARA IV
ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR

I.                   TUJUAN
1.      Mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air
2.      Mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang berbeda.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Ada tiga bentuk adaptasi yaitu (Supriyanto, 2010):
a.     Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk
     tertentu dari bagian tubuh makhluk hidup agar dapat mempertahankan kelangsungan
     hidupnya.
b.    Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian diri dengan cara melakukan proses fisiologi dalam
     tubuhnya agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
c.     Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri dengan cara mengubah tingkah laku agar
     sesuai dengan lingkungan yang ada.
            Air merupakan salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan pada berbagai wilayah di bumi. Pada dasarnya kekeringan dapat terjadi karena adanya pengaruh suhu yang tinggi dan radiasi. Sehingga tumbuhan harus mampu beradaptasi dengan kedaan yang demikian. Tanaman produksi merupakan jenis  tanaman yang sangat membutuhkan air, oleh sebab itu penting sekali adanya adaptasi pada pada tanaman (Chaves, 2006). Pada kondisi kekurangan air yang paling penting bagi tanaman adalah peningkatan pengambilan air yang biasanya tersedia pada posisi yang paling dalam (Xiang et al., 2006 cit, Setiawan et al., 2013)
            Menurut Det et al., (2006) cit. Parent et al., (2008) menyatakan bahwa ketersediaan air menjadi identifikasi sebagian besar pengaruh faktor abiotik. Pekembnagan dan tumbuhan tanaman ini terpengaruh ole kemampuan akar dalam menyerap air dalam tanah, bahkan dalam proses perkecambahan air sangatlah berperan penting. tanpa adanya air, tanaman tidak akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
            Adaptasi tanaman berdasarkan kebutuhan air, dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu (Hidayat, 1995) :
1.      Higrofit, merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lembab. Contohnya adalah lumut dan tumbuhan paku.
2.      Hidrofit, merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk hidup dengan lingkungan yang berair. Contohnya enceng gondok (Eichoirnia crassipes). Adaptasi yang dilakukan berupa bentuk daun yang tipis dan lebar serta banyak stomata.
3.      Xerofit, merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering. Contohnya kaktus (Eichornia crassipas), cara adaptasinya berupa daun berukuran kecil atau tidak berdaun (modifikasi daun mnjadi duri), batangnya berlapis lilin tebal untuk mengurangi penguapan, dan berakar panjang untuk menjangkau sumber air yang jauh.
4.      Halofit, merupakan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di dalam lingkungan yang memiliki kadar garam tinggi. Contohnya adalah bakau.
5.      Mesofil, merupakan golongan tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk hidup di lingkungan yang cukup air. Contohnya coklat, tnaman palawija.
            Bentuk adaptasi secara fisik dapat mempengaruhi tumbuhan yang mempengaruhi tumbuhan terhadap faktor air adalah berupa lapisan kutikula dn stomata. Kutikula pad tanaman yang ada di darat memiliki peran sebagai pembantu mencegah desikasi atau dengan daun yang kutikulanya tipis, beasar kecilnya lubang stomata dapat berpengaruh kepada pertukaran gas saat evaporasi ini terjadi (Salomon et al., 2008)
            Tumbuhan menanggapi pengaruh air dan kekeringan dengan beberapa adaptasi fiisiologis dan perubahan biokomia yang ada dalam tubuh tumbuhan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkat endogenesis phytohormone terutama pada asam absisat (ABA). Tumbuhan pada kondisi yang tidaak menguntungkan akan mengirimkan singnal, sehingga tumbuhan dapat langsung beradaptasi (Momeveux and Belhassen, 1996 cit. Wong et al., 2008).
            Tumbuhan air dapat beradaptasi dengan cara :
1.      Terapung
Tumbuhan air yang mengapung beradaptasi dengan lingkungan air, dengna cara tangkai daur dan batangnya memiliki rongga-rongga antar selnya yang berisi udara, sehingga dapat mengaung, daunnya melebar dan akarnya banyak tumbuh. Contohnya adalah enceng gondok (Opunctia sp.). 
2.      Tenggelam
Tumbuhan yang seluruh tubuh tumbuhan tenggelam dalam air dan akarnya melekat di dasar air. Contohnya: hydrilla verticillata.
3.      Sebagian tubuhnya tenggelam
Tumbuhan yang sebahagian tubuhnya tenggelam dan daunnya mengapung, tumbuhan ini beradaptasi dengan lingkungan dengan cara adanya saluran udara pada batang atau tangkai daunnya. Contohnya teratai, padi, dan bakau.

























III.             METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
            Praktikum dasar-dasar ekologi acara IV yang berjudul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, universitas Gadjah Mada, pada Hari Senin, 31 Maret 2014. Alat-alat yang dibutuhkan di dlam praktikum ini adalah pisau/silet, mikroskop, kaca preparat dan pensil. Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman mesofit yaitu tanaman jagung (Zea mays), tanaman hidrofit yaitu enceng gondok ( Opuntia sp.), dan tanaman Xerofit yaitu tanaman kaktus (Eichornia crassipes)dan gabus
            Pada pelaksanaan praktikum ini mula-mula disiapkan tanaman yang termasuk hidrofit, mesofit, dan xerofit. Suatu tanaman dari masing-masing kelompok tanaman diambil kemudian dilakukan pengamatan secara morfologis. Selanjutnya, satu tanman untuk masing-masing kelompok tanaman diambil kemudian dibuat penampang melintang dan membujur daunnya yang akan diamatisecara anatomis. Pengamatan secara anatomis meliputi penampang melintang daun yaitu ketebalan kutikula, letak stomata, banyak atau sedikitnya jaringan pengangkut, ada tidaknya tempat penimbunan dan aerenkim. Pengamatan penampang membujur daun meliputi bentuk sel epidermis dan banyak sedikitnya stomata. Setelah diamati dibuat skema atau gambar tanaman atau bagian tanamantersebut secara morfologis maupun anatomis lengkap dengan keterangan dan bagian-bagiannya.












IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Jagung  (Zea mays)
a.      Secara morrfologis
           
                                    Gambar 4.1.a. gabar morfologi tanaman jagung
                        Keterangan :
1.      Helaian daun
2.      Upih daun
3.      Batang
4.      Akar
            Deskripsi :
            Jagung merupkan tanaman budidaya yang termasuk ke dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang jagung berbentuk silinder dan  beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula, ligula ini berbulu dan berlemak.fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

b.      Secara anatomis
Ø  Penampang melintang daun

           
                        Gambar 4.1.b. gambar penampang melintang daun jagung
            Keterangan :
1.      Sel kipas                4. Mesofil                                7. Stomata
2.      Trikoma                 5. Berkas pengangkut
3.      Epidermis atas       6. Epidermis bawah

Deskripsi :
            Pada pengamatan daun jagung (Zea mays) dapat terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil daun, jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade (tiang). Disini stomata, jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade (tiang) dan jaringan pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati terlalu kecil.Sistem jaringan pengangkut pada daun terletak didalam tulang daun beserta vena-venanya, pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaaan bawah daun (Savitri, 2008).
Jaringan setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang tersusun atas jaringan palisade (tiang), jaringan spons (bunga karang) dan jaringan pembuluh (xylem dan floem). Pada epidermis bawah daun terdapat sel-sel kipas. Sel-sel kipas terletak sejajar dengan permukaan epidermis luar, ukuran sel-sel kipas tidak sama panjangnya, karena itulah sel-sel ini disebut sel kipas seperti bentuknya yang menyerupai kipas. Jaringan epidermis pada daun monokotil sel-sel epidermis di lindungi oleh lapisan kutikula yang menyebabkan daun menjadi kaku, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Fungsi jaringan penyusun mesofil untuk membantu proses fotosintesis. Sel-sel jaringan palisade terdapat banyak sekali kloroplas yang disebut sebagai warna fotosintesis. Rongga-rongga antara sel-sel jaringan palisade dan spons juga membantu memperlancar proses pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida. Hasil fotosintesis akan diedarkan oleh jaringan pengangkut yaitu floem sedangkan zat hara mineral untuk bahan fotosintesis dibawa oleh xylem dan semua saling bekerja sama (Loveless, 1987).
Ø  Penampang memebujur daun
                        Gambar 4.1.b. penampang membujur daun jagung.
Keterangan :
1.      Epidermis daun
2.      Sel epidermis
3.      Stomata bertipe graminae, sel penutup berbentuk halter ; membuka dan menutup sejajar poros stoma.
            Deskripsi :
              Pada pengamatan yang dilakukan dengan membuat penampang membujur daun jagung, di dapatkan bagian seperti gambar di atas. Terdapat jaringan epidermis daun, sel epidermis, dan stomata. Letak dari stomata sejajra mengikuti tulang daun. Susunan stomata seperti ini sering dijumpai pada daun-daun tumbuhan monokotil yang memiliki tulang-tulang daun sejajar. Stomata pada daun jagung ini lebih banyak terdapat pada permukaan bawah daun.
2.      Kaktus (Opunctia sp.)      
a.      Secara morfologis
           
Gambar 4.2.a : gambar morfologis kaktus                             

     Keterangan :
1.      Batang      
2.      Daun
3.       Akar
            Deskripsi :
          Tumbuhan kaktus dikelompokan ke dalam tumbuhan xerofit, karena hidup ditempat yang kering. Batang kaktus besar dan menggembung, tujuannya untuk menyimpan cadangan air.
          Akar kaktus umumnya panjang agar dapat mencari air sebanyak mungkin Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora dan mengurangi penguapan. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
b.      Secara anatomis
Ø  Penampang melintang
    
Gambar 4.2.b : gambar penampang melintang daun kaktus
                   Keterangan :
1.      Kutikula         4. Jaringan pelisade
2.      Stomata          5. hipodermis
3.      Epidermis       6. Jaringan penyimpan air.
                   Deskripsi :
             kaktus dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang. Adanya jaringan penyimpan air. Terdapat epidermis, jaringan palisade, hipodermis, dan jaringan penyimpan air. Ukuran sel kecil dan tebal. Stomata terletak di permukaan daun.

Ø  Penampang membujur

    
Gambar 4.2.b : gambar penampang membujur daun kaktus
                   Keterangan :
1.      Inti sel
2.      Epidermis
3.      Stomata


     Deskripsi :
          Pada penampang membujur kaktus (Opunctia sp.) terdapat klorofil sebagai pembentuk zat hijau daun serta terdapat ruang antar sel yang berfungsi sebagai celah transport materi yang akan diproses untuk kebutuhan tanaman kaktus tersebut. Jumlah stomata banyak dan terletak di permukaan atas.stomata pada kaktus mengalami perubahan berupa mulut stomata yang sempit untuk mengurangi tingkat transpirasi. Sel epidermis dilindungi oleh lilin untuk mencegah kehilangan air.       
         
              3. Enceng gondok (Eichornia crassipes)
a.      Secara morfologis

Gambar 4.3.a : gambar morfologis enceng gondok
                   Keternagan :
1.      Helaian daun (lamina)
2.      Tangkai daun (petiole)
3.      Akar dengan kantung akar
                   Deskripsi :
          Secara fisik tumbuhan enceng gondok memiliki 4 bagian, yaitu bunga, daun, batang, dan akar. Bunga enceng gondok berwarna ungu muda yang tersusun dalam malai, bunga ini hanya mekar dalam satu hari saja. Batang enceng gondok berwarna hijau cerah dan berbentuk silindris. Pada bagian bawah ini berbentuk menggembung kerena berisi rongga udara yang berfungsi untuk alat pengapung di atas air. Daun enceng gondok ini berwarna hijau, daunnya berbentuk bulat dan meruncing ke bagian ujungnya. Permukaan daun ini diselimuti lapisan lilin yang bertujuan untuk mengurangi penguapan. Akar enceng gondok merupakan akar serabut yang menggantung dan tumbuh memenjang di dalam air.

b.      Secara anatomis
Ø  Penampang melintang daun
    
Gambar 4.3.b : gambar penampang melintang daun
               Keterangan :
1.      Kutikula                4. Jaringan pelisade                  7. stomata
2.      Epidermis              5. Sklerenkim                          8. Berkas pengangkut
3.      Rongga stomata    6. Rongga udara                      9. Epidermis bawah




Deskripsi ;
                        enceng gondok kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain namun fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh unsur-unsur atau zat-zat tertentu yang terlarut dalam air. Selain itu juga terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Terdapat rongga udara yang dipisahkan oleh sekat tipis yang terdiri dari satu sampai dua lapisan sel berkloroplas. Jumlah jaringan pengangkut sedikit terutama jaringan xylem. Kutikulanya tipis seperti juga dinding selnya. Kutikula berfungsi untuk memperbesar transpirasi dan mempermudah pemasukan air yang membawa nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan.

Ø  Penampang membujur daun
Gambar 4.3.b : gambar penampang membujur daun
                    Keterangan :
1.      Sel epidermis
2.      Sel penjaga
3.      stomata                                  
                   Deskripsi :
          Pada penampang membujur daun epidermis daun enceng gondok, stomata enceng gondok tersebar pada semua bagian. Daun enceng gondok terdapat banyak stomata dan terletak dipermukaan daun bagian atas. Stomata ini berfungsi sebagai transpirasi enceng gondok. Sel penjaga adalah sel yang berguna untuk membuka dan menutup stomata.
B.    Pembahasan

          Praktikum Dasar-dasar Ekologi acara IV yang berjudul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air serta untuk mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang berbeda. Tanaman yang diamati adalh tanaman jagung (Zea mays), kaktus (Opunctia sp), dan eceng gondok (Eichornia crasipes). Hal yang diamati dalam praktikum ini meliputi bagian bagian tanaman secara morfologis dan anatomis tanaman dengan disertai gambar tanaman dan bagian tanaman.
             Jumlah air yang tersedia tergantung dari keadaan porositas tanah, banyak intensitas cahaya matahari, keadaan iklim, dan sebagainya. Dengan berbagai kondisi kadar air yang tidak sama di permukaan bumi baik tumbuhan, hewan, maupun manusia harus menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut agar dapat bertahan hidup. Kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya atau (adaptasi) tiap jenis makluk hidup berbeda, meski tidak menutup kemungkinan ada yang sama. Tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang banyak air tentu saja memiliki ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan tanaman yang berdaptasi pada lingkungan sedikit atau kekurangan air.
          Tanaman terbagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kebutuhan air yang diperlukannya, yaitu (Hidayat, 1995) :
a.  Higrofit, merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lembab. Contohnya lumut dan paku.
b. Hidrofit, merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri denga lingungan yang berair atau banyak air. Contohnya enceng gondok (Eichornia crassipes). Adaptasi yang dilakukan berupa daun lebar yang tipis dan memiliki banyak stomata.
Tanaman hidrofit ini dibagi menjadi 3 :
Ø  Hidrofit terapung, merupakan tumbuhan yang hidupnya terapung di atas permukaan air. Kelompok ini dibedakan menjadi kelompok terapung bebeas, contuhnya adalah enceng gondok. Dan kelompok terapung tidak bebas (akarnya sampai ke dasar kolam). Contohnya adalah teratai.
Ø  Hidrofit amfibi, yaitu tumbuhan yang hidup dengan sebahagian tubuhnya terendam air, dan bagian tubuh yang lain berada di atas permukaan air, contonya adalah padi (Oryza sativa) dan kangkung air.
Ø  Hidrofit tenggelam, yaitu tumbuhan yang hidupnya di dalam air, seluruh tubuh dan akarnya berada di bawah permukaan air (tenggelam dalam air). Contohnya adalah Hydrilla verticillata.
c.  Xerofit, merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri di lingkungan yang kering. Contohnya adalah kaktus (Opunctia sp.). cara beradaptasinya berupa memiliki daun yang kecil atau tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri), yang bertujuan untuk mengurangi penguapan, memiliki akar yang panjang, bertujuan untuk mencari sumber air yang jarak jauh. batang yang besar dan berlapis lilin tebal, bertujuan untuk menyimpan cadangan air dan makanan.
d. Halofit, merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan hidup di daerah yang memiliki kadar garam tinggi, contohnya tanaman bakau.
e.  Mesofit, merupakan tanaman yang mampu beradaptasi di lingkungan yang memiliki cukup air. Contohnya adalah jagung dan coklat.
A.    Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan tanman pangan yang termasuk kelopmpok mesofil karena hidup di lingkungan yang cukupp air. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Jagung merupakan salah satu tanaman yang termasuk tanaman mesofit, dimana tanaman mesofit dapat beradaptasi dalam kondisi air yang cukup yang sering disebut kapasitas lapang. Kapasitas lapang bisa diartikan bahwa air tersebut tidak banyak tapi juga tidak sedikit.
Tanaman mesofit memiliki ciri yang agak berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman xerofit. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stres sedang sampai stress g berat. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Selain itu, adanya  trikoma, stomata yang dimiliki tersusun secara teratur.

 Jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Bentuk batangnya kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir bulat, tidak ada percabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air tidak berlebihan dalam tubuh tanaman.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Bulu-bulu atau trikomata pada permukaan atas daun berfungsi untuk mengurangi terjadinya transpirasi agar tidak berlebihan sehingga tanaman tersebut tidak kekurangan air pada saat udara panas. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Secara anatomis, pada penampang melintang daun jagung sel epidermis tanaman ini termodifikasi menjadi sel kipas yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Pada saat tekanan turgor pada sel kipas tinggi maka daun akan membuka, sebaliknya bila tekanan turgor rendah maka daun akan menggulung. Pada permukaan atasnya terdapat trikoma dan kutikula. Mesofit pada jagung tidak terdiferensiasi. Stomatanya ada pada bagian permukaan bawah daun agar transpirasi tidak terjadi berlebihan. Ada juga jaringan palisade yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis.
Pada penampang membujur daun jagung ditemukan sel epidermis yang berbentuk persegi panjang dengan dinding sel yang berkelok-kelok dan stomata yang bertipe graminae dan terdapat sel penutup berbentuk halter yang membuka dan menutup sejajar poros stomata. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress yang berat.
Tanaman mesofit memiliki ciri yang agak berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman xerofit. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Selain itu, terdapat trikoma. Stomata yang dimiliki tersusun secara teratur, sedangkan bagian lain yang juga dimiliki oleh hidrofit dan xerofit yaitu adanya jaringan pengangkut, kutikula yang berlapis tipis, meski distribusi dan kuantitas berbeda atau bahkan fungsinya kurang berperan karena digantikan bagian yang lain.



B.     Kaktus (Opunctia sp)
Kaktus termasuk tanaman yang hidup pada kondisi kering yang disebut tanaman xerofit. kaktus beradaptasi dengan mereduksi daun dalam bentuk duri atau jarum serta rambut daun fungsinya untuk mengurangi penguapan air dan untuk pendinginan adaptasi selain itu, daun dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun berdinding tebal. Daun juga terdapat lapisan lilin yang menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Batangnya bertipe herbaseus yang tebal dan berdaging. Tanaman ini berbatang tebal untuk melindungi dari penguapan berlebih karena tempat yang panas dan ketersediaan air sedikit. Tanaman ini memiliki tipe percabangan aksiler tak terbatas dan memiliki lapisan lilin untuk mengurangi penguapan. Tipe akarnya serabut dan memanjang di dalam tanah agar mudah menyerap air dan unsur hara. Sistem perakarannya adalah penetrasi yang dalam sehingga memungkinkan absorpsi lebih efisien.
Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
Secara anatomis, pada penampang melintang sel epidermis tanaman ini mengalami penebalan kutikula untuk mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain itu, untuk beradaptasi pada daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus memerlukan jaringan penyimpan air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air yang keluar dari tubuh. Untuk menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini terdapat jaringan penyimpan air yang ada di bawah hipodermis. yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien Pada kaktus juga dilengkapi jaringan palisade. Ruang antar selnya relatif kecil. Keadaan yang lain yaitu ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang, sedangkan ciri yang khusus yaitu adanya jaringan penyimpan air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan agar dapat bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah.yang mewakili tanaman xerofit.
Pada penampang membujur terdapat banyak stomata di jaringan palisade yang berfungsi untuk fotosintesis. Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.

C.    Eceng Gondok (Eichornia crasipes)
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Enceng gondok merupakan tanaman yang masuk kedalam tanaman hidrofit. Tanaman hidrofit adalah tanaman yang bisa beradaptasi dengan kondisi air yang berlebihan.
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Daun enceng gondok tipis dan lebar, hal itu bermanfaat untuk mempercepat penguapan. . Daun yang lebar juga berguna untuk menjaga keseimbangan antara masuknya air dengan besarnya pengeluaran air melalui evapotranspirasi. Tanaman ini memiliki akar serabut yang pendek karena akar tersebut dengan mudah mencari air untuk tumbuh. Secara morfologi, tanaman enceng gondok memiliki batang yang berongga dan mempunyai kantong akar pada ujung akarnya.
Secara anatomis pada penampang melintang enceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga udara (aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan udara sehingga membantu unuk mengapung. Rongga ini aktivitasnya adalah mengisi O2 dan diubah menjadi CO2 pada saat respirasi. Rongga ini sangat penting bagi tanaman yang hidup di air karena kadar oksigen yang banyak dalam air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akar mengalami penyusutan. Kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain namun fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh unsur-unsur atau zat-zat tertentu yang terlarut dalam air. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng gondok (Eichornia crassipes) tercecer sedangkan pada jagung (Zea mays)  teratur berjajar.
Sedangkan pada penampang membujur, enceng gondok memiliki stomata yang jumlahnya banyak dan terdapat di permukaan daun bagian atas. Stomatanya terletak di bagian permukaan atas daun. Ini bertujuan agar terjadi penguapan secara intensif supaya kelebihan air pada tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng gondok tercecer dan menyebar sedangkan pada jagung teratur berjajar. Hal ini menunjukkan proses evapotranspirasi cukup besar.

KESIMPULAN

            Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1.      Tanaman berdasarkan tingkat kebutuhan air, dapat dikelompokkan menjadi tanaman hidrofit, tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang meiliki banyak air, tanaman higrofit tanman yang beradaptasi pada lingkungan yang lembab, tanaman xerofit merupakan tanaman yang hidup di lingkungan yang kering, halofit merupakan tanman yang hidup pada lingkungan yang memiliki kadar salinitas yang tinggi, dan tanaman mesofit, merupakan tanaman yang hidup pada lingkungan yang memiliki kandungan cukup air.
2.      Taman jagung (Zea mays), merupakan tanaman yang termasuk dalam kelompok mesofit. Adaptasi dilakukan dengan adanya stomata yang sedikit dan jumlah sel kipas yang yang dapat membuka dan menutup pada daun.
3.      Pada tanaman kaktus (Opunctia sp.), merupakan tanaman xeroit yang mampu hidup di lingkungan yang kering. Secara morfologi kaktus beradaptasi dengan lingkungannya dengan cara memodifikasi daunnya menjadi duri, hal tersebut bertujuan agar mengurangi transpirasi, memiliki akar yang panjang untuk memudahkan mejangkau sumber air yang jauh pada daerah kering. Secara anatomi, adanya katikula yang tebal dan stmata yang sedikit juga bertujuan agar mengurangi transpirasi. Aadanya jaringan penyimpan sebagai tempat untuk menyimpan makanan dan air pada batang kaktus.
4.      Tumbuhan enceng gondok (Echornis crassipess), merupaka tumbuhan hidrofit yang mampu beradaptasi pada lingkungan yang memiliki banyak air, tanamna ini beradaptasi dengan cara memiliki rongga pada batang yang bertujuan untuk mengapung di permukaan air, selain itu tumbuhan ini memiliki morfologi dengan bentuk daun yang lebar dan tipis, stomata yang banyak, serta dilapisi kutikula yang tipis sehingga memudahkan untu transpirasi.




DAFTAR PUSTAKA

Chaves, MM., J.P.Marco, and J.S.Pereire. 2006. Understanding plant responses to drough
              from genes to the whole plants. Functional plant Biology 30:239-264.

Hidayat, E.B. 1995. Antomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Loveless, R.F. 1987. Tanaman Air. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta
Savitri, N.H. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan, Tohari, Shiddieq, D., 2013. Pengaruh cekaman kurang air terhadap beberapa
              karakter fisiologis tanaman nilam (Pogostemon cablin). Jurnal Littri 19(3) : 20-27.

Solomon, E.P., L.R. Berg and D.W. Marten. 2008. Biology 8th ed. Thomson Brook or Cole,
              Belmont.

Supryiyanto. 2010. Bentu-Bentuk Adaptasi Makhluk Hidup.<Edukasi.net/index.php?mod=
              script&cmd=BahanBelajarMateriPokok/View&id=351&unique=3447>. Diaakses 15
              Mei 2012.

Wong, C., Yin, H., and Zhang, J. 2008. Influence of water stress on endogenous hormone
              content and cell demage of maize seedling. Journal of Intergrative Plant Biology 30:
              427-434.