ACARA
IV
ADAPTASI
TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR
I.
TUJUAN
1. Mengetahui
macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air
2. Mengetahui
perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada kandungan
air yang berbeda.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Adaptasi
merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitar. Ada tiga bentuk
adaptasi yaitu (Supriyanto, 2010):
a.
Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian
makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk
tertentu dari bagian tubuh makhluk hidup
agar dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
b.
Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian
diri dengan cara melakukan proses fisiologi dalam
tubuhnya agar dapat menjaga kelangsungan
hidupnya.
c.
Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian
diri dengan cara mengubah tingkah laku agar
sesuai dengan lingkungan yang ada.
Air merupakan salah satu faktor yang
penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan pada berbagai wilayah di bumi. Pada
dasarnya kekeringan dapat terjadi karena adanya pengaruh suhu yang tinggi dan
radiasi. Sehingga tumbuhan harus mampu beradaptasi dengan kedaan yang demikian.
Tanaman produksi merupakan jenis tanaman
yang sangat membutuhkan air, oleh sebab itu penting sekali adanya adaptasi pada
pada tanaman (Chaves, 2006). Pada kondisi kekurangan air yang paling penting
bagi tanaman adalah peningkatan pengambilan air yang biasanya tersedia pada
posisi yang paling dalam (Xiang et al.,
2006 cit, Setiawan et al., 2013)
Menurut Det et al., (2006) cit.
Parent et al., (2008) menyatakan
bahwa ketersediaan air menjadi identifikasi sebagian besar pengaruh faktor
abiotik. Pekembnagan dan tumbuhan tanaman ini terpengaruh ole kemampuan akar
dalam menyerap air dalam tanah, bahkan dalam proses perkecambahan air sangatlah
berperan penting. tanpa adanya air, tanaman tidak akan bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Adaptasi tanaman berdasarkan
kebutuhan air, dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu (Hidayat, 1995) :
1. Higrofit,
merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lembab.
Contohnya adalah lumut dan tumbuhan paku.
2. Hidrofit,
merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk hidup
dengan lingkungan yang berair. Contohnya enceng gondok (Eichoirnia crassipes). Adaptasi yang dilakukan berupa bentuk daun
yang tipis dan lebar serta banyak stomata.
3. Xerofit,
merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering.
Contohnya kaktus (Eichornia crassipas),
cara adaptasinya berupa daun berukuran kecil atau tidak berdaun (modifikasi daun
mnjadi duri), batangnya berlapis lilin tebal untuk mengurangi penguapan, dan
berakar panjang untuk menjangkau sumber air yang jauh.
4. Halofit,
merupakan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di dalam lingkungan
yang memiliki kadar garam tinggi. Contohnya adalah bakau.
5. Mesofil,
merupakan golongan tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk hidup di lingkungan
yang cukup air. Contohnya coklat, tnaman palawija.
Bentuk adaptasi secara fisik dapat
mempengaruhi tumbuhan yang mempengaruhi tumbuhan terhadap faktor air adalah
berupa lapisan kutikula dn stomata. Kutikula pad tanaman yang ada di darat
memiliki peran sebagai pembantu mencegah desikasi atau dengan daun yang
kutikulanya tipis, beasar kecilnya lubang stomata dapat berpengaruh kepada
pertukaran gas saat evaporasi ini terjadi (Salomon et al., 2008)
Tumbuhan menanggapi pengaruh air dan
kekeringan dengan beberapa adaptasi fiisiologis dan perubahan biokomia yang ada
dalam tubuh tumbuhan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkat endogenesis phytohormone terutama pada
asam absisat (ABA). Tumbuhan pada kondisi yang tidaak menguntungkan akan
mengirimkan singnal, sehingga tumbuhan dapat langsung beradaptasi (Momeveux and
Belhassen, 1996 cit. Wong et al., 2008).
Tumbuhan air dapat beradaptasi dengan
cara :
1. Terapung
Tumbuhan air yang mengapung beradaptasi dengan
lingkungan air, dengna cara tangkai daur dan batangnya memiliki rongga-rongga
antar selnya yang berisi udara, sehingga dapat mengaung, daunnya melebar dan
akarnya banyak tumbuh. Contohnya adalah enceng gondok (Opunctia sp.).
2. Tenggelam
Tumbuhan yang seluruh tubuh tumbuhan tenggelam dalam
air dan akarnya melekat di dasar air. Contohnya: hydrilla verticillata.
3. Sebagian
tubuhnya tenggelam
Tumbuhan yang sebahagian tubuhnya tenggelam dan
daunnya mengapung, tumbuhan ini beradaptasi dengan lingkungan dengan cara
adanya saluran udara pada batang atau tangkai daunnya. Contohnya teratai, padi,
dan
III.
METODE
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum dasar-dasar ekologi acara
IV yang berjudul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan di Laboratorium
Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, universitas Gadjah
Mada, pada Hari Senin, 31 Maret 2014. Alat-alat yang dibutuhkan di dlam
praktikum ini adalah pisau/silet, mikroskop, kaca preparat dan pensil.
Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman
mesofit yaitu tanaman jagung (Zea mays),
tanaman hidrofit yaitu enceng gondok ( Opuntia
sp.), dan tanaman Xerofit yaitu tanaman kaktus (Eichornia crassipes)dan gabus
Pada pelaksanaan praktikum ini
mula-mula disiapkan tanaman yang termasuk hidrofit, mesofit, dan xerofit. Suatu
tanaman dari masing-masing kelompok tanaman diambil kemudian dilakukan
pengamatan secara morfologis. Selanjutnya, satu tanman untuk masing-masing
kelompok tanaman diambil kemudian dibuat penampang melintang dan membujur
daunnya yang akan diamatisecara anatomis. Pengamatan secara anatomis meliputi
penampang melintang daun yaitu ketebalan kutikula, letak stomata, banyak atau
sedikitnya jaringan pengangkut, ada tidaknya tempat penimbunan dan aerenkim.
Pengamatan penampang membujur daun meliputi bentuk sel epidermis dan banyak
sedikitnya stomata. Setelah diamati dibuat skema atau gambar tanaman atau
bagian tanamantersebut secara morfologis maupun anatomis lengkap dengan keterangan
dan bagian-bagiannya.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Jagung
(Zea mays)
a.
Secara
morrfologis
Gambar 4.1.a. gabar morfologi
tanaman jagung
Keterangan :
1.
Helaian daun
2.
Upih daun
3.
Batang
4.
Akar
Deskripsi :
Jagung
merupkan tanaman budidaya yang termasuk ke dalam keluarga rumput-rumputan
dengan spesies Zea mays L. Akar
jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman.Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan
tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang jagung berbentuk silinder
dan beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula, ligula ini
berbulu dan berlemak.fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak
daun dan batang.Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun
ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk
halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
b.
Secara
anatomis
Ø Penampang melintang daun
Gambar
4.1.b. gambar penampang melintang daun jagung
Keterangan :
1. Sel
kipas 4. Mesofil 7. Stomata
2. Trikoma 5. Berkas pengangkut
3. Epidermis
atas 6. Epidermis bawah
Deskripsi :
Pada
pengamatan daun jagung (Zea mays) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil
daun, jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade
(tiang). Disini stomata, jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade
(tiang) dan jaringan pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati
terlalu kecil.Sistem jaringan pengangkut pada daun terletak didalam tulang daun
beserta vena-venanya, pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini
terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan
atas daun dan floemnya ke permukaaan bawah daun (Savitri, 2008).
Jaringan
setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang tersusun atas jaringan
palisade (tiang), jaringan spons (bunga karang) dan jaringan pembuluh (xylem
dan floem). Pada epidermis bawah daun terdapat sel-sel kipas. Sel-sel kipas
terletak sejajar dengan permukaan epidermis luar, ukuran sel-sel kipas tidak
sama panjangnya, karena itulah sel-sel ini disebut sel kipas seperti bentuknya
yang menyerupai kipas. Jaringan epidermis pada daun monokotil sel-sel epidermis
di lindungi oleh lapisan kutikula yang menyebabkan daun menjadi kaku, stomata
sering tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Fungsi
jaringan penyusun mesofil untuk membantu proses fotosintesis. Sel-sel jaringan
palisade terdapat banyak sekali kloroplas yang disebut sebagai warna
fotosintesis. Rongga-rongga antara sel-sel jaringan palisade dan spons juga
membantu memperlancar proses pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida.
Hasil fotosintesis akan diedarkan oleh jaringan pengangkut yaitu floem
sedangkan zat hara mineral untuk bahan fotosintesis dibawa oleh xylem dan semua
saling bekerja sama (Loveless, 1987).
Ø Penampang memebujur daun
Gambar 4.1.b. penampang membujur daun jagung.
Keterangan :
1.
Epidermis daun
2.
Sel epidermis
3.
Stomata bertipe graminae, sel penutup
berbentuk halter ; membuka dan menutup sejajar poros stoma.
Deskripsi :
Pada pengamatan yang dilakukan
dengan membuat penampang membujur daun jagung, di dapatkan bagian seperti
gambar di atas. Terdapat jaringan epidermis daun, sel epidermis, dan stomata.
Letak dari stomata sejajra mengikuti tulang daun. Susunan stomata seperti ini
sering dijumpai pada daun-daun tumbuhan monokotil yang memiliki tulang-tulang
daun sejajar. Stomata pada daun jagung ini lebih banyak terdapat pada permukaan
bawah daun.
2. Kaktus
(Opunctia sp.)
a.
Secara
morfologis
Gambar
4.2.a : gambar morfologis kaktus
Keterangan :
1.
Batang
2.
Daun
3. Akar
Deskripsi :
Tumbuhan kaktus dikelompokan ke dalam
tumbuhan xerofit, karena hidup ditempat yang kering. Batang kaktus besar dan
menggembung, tujuannya untuk menyimpan cadangan air.
Akar kaktus umumnya panjang agar dapat mencari air sebanyak mungkin Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora dan mengurangi penguapan. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
Akar kaktus umumnya panjang agar dapat mencari air sebanyak mungkin Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora dan mengurangi penguapan. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
b.
Secara
anatomis
Ø Penampang melintang
Gambar
4.2.b : gambar penampang melintang daun kaktus
Keterangan
:
1. Kutikula 4. Jaringan pelisade
2. Stomata 5. hipodermis
3. Epidermis 6. Jaringan penyimpan air.
Deskripsi :
kaktus dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun
berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada siang hari
serta tersembunyi. Ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat
panjang. Adanya
jaringan penyimpan air. Terdapat epidermis, jaringan palisade, hipodermis, dan
jaringan penyimpan air. Ukuran sel kecil dan tebal. Stomata terletak di
permukaan daun.
Ø Penampang membujur
Gambar
4.2.b : gambar penampang membujur daun kaktus
Keterangan :
1.
Inti sel
2.
Epidermis
3. Stomata
Deskripsi :
Pada penampang membujur kaktus
(Opunctia sp.) terdapat klorofil sebagai pembentuk zat hijau daun
serta terdapat ruang antar sel yang berfungsi sebagai celah transport materi
yang akan diproses untuk kebutuhan tanaman kaktus tersebut.
Jumlah stomata banyak dan
terletak di permukaan atas.stomata pada kaktus mengalami
perubahan berupa mulut stomata yang sempit untuk mengurangi tingkat
transpirasi. Sel epidermis
dilindungi oleh lilin untuk mencegah kehilangan air.
3.
Enceng gondok (Eichornia crassipes)
a.
Secara
morfologis
Gambar
4.3.a : gambar morfologis enceng gondok
Keternagan :
1. Helaian
daun (lamina)
2. Tangkai
daun (petiole)
3. Akar
dengan kantung akar
Deskripsi :
Secara fisik tumbuhan enceng gondok
memiliki 4 bagian, yaitu bunga, daun, batang, dan akar. Bunga enceng gondok
berwarna ungu muda yang tersusun dalam malai, bunga ini hanya mekar dalam satu
hari saja. Batang enceng gondok berwarna hijau cerah dan berbentuk silindris.
Pada bagian bawah ini berbentuk menggembung kerena berisi rongga udara yang
berfungsi untuk alat pengapung di atas air. Daun enceng gondok ini berwarna
hijau, daunnya berbentuk bulat dan meruncing ke bagian ujungnya. Permukaan daun
ini diselimuti lapisan lilin yang bertujuan untuk mengurangi penguapan. Akar
enceng gondok merupakan akar serabut yang menggantung dan tumbuh memenjang di
dalam air.
b.
Secara
anatomis
Ø Penampang melintang daun
Gambar
4.3.b : gambar penampang melintang daun
Keterangan :
1. Kutikula 4. Jaringan pelisade 7. stomata
2. Epidermis 5. Sklerenkim 8. Berkas pengangkut
3. Rongga
stomata 6. Rongga udara 9. Epidermis bawah
Deskripsi ;
enceng gondok kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki
tanaman lain namun fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh
unsur-unsur atau zat-zat tertentu yang terlarut dalam air. Selain itu juga terdapat
rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas
pengangkut, dan epidermis bawah. Terdapat rongga udara yang dipisahkan oleh
sekat tipis yang terdiri dari satu sampai dua lapisan sel berkloroplas. Jumlah
jaringan pengangkut sedikit terutama jaringan xylem. Kutikulanya tipis seperti
juga dinding selnya. Kutikula berfungsi untuk memperbesar transpirasi dan
mempermudah pemasukan air yang membawa nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan.
Ø Penampang membujur daun
Gambar 4.3.b
: gambar penampang membujur daun
Keterangan
:
1. Sel
epidermis
2. Sel
penjaga
3. stomata
Deskripsi :
Pada penampang membujur daun epidermis daun enceng
gondok, stomata enceng gondok tersebar pada semua
bagian. Daun enceng
gondok terdapat banyak stomata dan terletak dipermukaan daun bagian atas.
Stomata ini berfungsi sebagai transpirasi enceng gondok. Sel penjaga adalah sel
yang berguna untuk membuka dan menutup stomata.
B. Pembahasan
Praktikum Dasar-dasar Ekologi acara IV
yang berjudul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air serta untuk
mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman tanaman yang
beradaptasi pada kandungan air yang berbeda. Tanaman yang diamati adalh tanaman
jagung (Zea mays), kaktus (Opunctia sp), dan eceng gondok
(Eichornia crasipes). Hal yang diamati dalam praktikum ini meliputi bagian
bagian tanaman secara morfologis dan anatomis tanaman dengan disertai gambar tanaman
dan bagian tanaman.
Jumlah air yang tersedia tergantung dari keadaan porositas tanah, banyak
intensitas cahaya matahari, keadaan iklim, dan sebagainya. Dengan berbagai
kondisi kadar air yang tidak sama di permukaan bumi baik tumbuhan, hewan, maupun
manusia harus menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut agar dapat bertahan
hidup. Kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
atau (adaptasi) tiap jenis makluk hidup berbeda, meski tidak menutup
kemungkinan ada yang sama. Tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang banyak
air tentu saja memiliki ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan
tanaman yang berdaptasi pada lingkungan sedikit atau kekurangan air.
Tanaman terbagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan kebutuhan air yang diperlukannya, yaitu (Hidayat, 1995) :
a. Higrofit,
merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lembab.
Contohnya lumut dan paku.
b. Hidrofit,
merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri denga lingungan yang berair atau
banyak air. Contohnya enceng gondok (Eichornia
crassipes). Adaptasi yang dilakukan berupa daun lebar yang tipis dan
memiliki banyak stomata.
Tanaman hidrofit ini dibagi menjadi
3 :
Ø Hidrofit
terapung, merupakan tumbuhan yang hidupnya terapung di atas permukaan air.
Kelompok ini dibedakan menjadi kelompok terapung bebeas, contuhnya adalah
enceng gondok. Dan kelompok terapung tidak bebas (akarnya sampai ke dasar
kolam). Contohnya adalah teratai.
Ø Hidrofit
amfibi, yaitu tumbuhan yang hidup dengan sebahagian tubuhnya terendam air, dan
bagian tubuh yang lain berada di atas permukaan air, contonya adalah padi (Oryza sativa) dan kangkung air.
Ø Hidrofit
tenggelam, yaitu tumbuhan yang hidupnya di dalam air, seluruh tubuh dan akarnya
berada di bawah permukaan air (tenggelam dalam air). Contohnya adalah Hydrilla verticillata.
c. Xerofit,
merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri di lingkungan yang kering. Contohnya
adalah kaktus (Opunctia sp.). cara
beradaptasinya berupa memiliki daun yang kecil atau tidak berdaun (mengalami modifikasi
menjadi duri), yang bertujuan untuk mengurangi penguapan, memiliki akar yang
panjang, bertujuan untuk mencari sumber air yang jarak jauh. batang yang besar
dan berlapis lilin tebal, bertujuan untuk menyimpan cadangan air dan makanan.
d. Halofit,
merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan hidup di daerah yang memiliki kadar
garam tinggi, contohnya tanaman bakau.
e. Mesofit,
merupakan tanaman yang mampu beradaptasi di lingkungan yang memiliki cukup air.
Contohnya adalah jagung dan coklat.
A.
Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan
tanman pangan yang termasuk kelopmpok mesofil karena hidup di lingkungan yang
cukupp air. Jagung
merupakan tanaman
semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh
pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif. Jagung merupakan salah satu tanaman yang termasuk tanaman mesofit, dimana
tanaman mesofit dapat beradaptasi dalam kondisi air yang cukup yang sering
disebut kapasitas lapang. Kapasitas lapang bisa diartikan bahwa air tersebut
tidak banyak tapi juga tidak sedikit.
Tanaman mesofit
memiliki ciri yang agak berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman xerofit.
Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan
menghindari keadaan stres sedang sampai stress g berat. Jagung mempunyai sel
kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Selain itu,
adanya trikoma, stomata yang dimiliki tersusun secara teratur.
Jagung
tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Bentuk batangnya kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir
bulat, tidak ada percabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air
tidak berlebihan dalam tubuh tanaman.
Daun jagung adalah daun
sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Bulu-bulu atau trikomata pada permukaan atas daun berfungsi untuk
mengurangi terjadinya transpirasi agar tidak berlebihan sehingga tanaman
tersebut tidak kekurangan air pada saat udara panas. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur
ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.
Secara
anatomis, pada penampang melintang daun jagung sel epidermis tanaman ini
termodifikasi menjadi sel kipas yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi.
Pada saat tekanan turgor pada sel kipas tinggi maka daun akan membuka,
sebaliknya bila tekanan turgor rendah maka daun akan menggulung. Pada permukaan
atasnya terdapat trikoma dan kutikula. Mesofit pada jagung tidak
terdiferensiasi. Stomatanya ada pada bagian permukaan bawah daun agar
transpirasi tidak terjadi berlebihan. Ada juga jaringan palisade yang berfungsi
untuk melakukan fotosintesis.
Pada
penampang membujur daun jagung ditemukan sel epidermis yang berbentuk persegi
panjang dengan dinding sel yang berkelok-kelok dan stomata yang bertipe
graminae dan terdapat sel penutup berbentuk halter yang membuka dan menutup
sejajar poros stomata. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk
mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress yang
berat.
Tanaman
mesofit memiliki ciri yang agak berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman
xerofit. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis
tanaman tadi. Selain itu, terdapat trikoma. Stomata yang dimiliki tersusun
secara teratur, sedangkan bagian lain yang juga dimiliki oleh hidrofit dan
xerofit yaitu adanya jaringan pengangkut, kutikula yang berlapis tipis, meski
distribusi dan kuantitas berbeda atau bahkan fungsinya kurang berperan karena
digantikan bagian yang lain.
B.
Kaktus (Opunctia sp)
Kaktus
termasuk tanaman yang hidup pada kondisi kering yang disebut tanaman xerofit.
kaktus beradaptasi dengan mereduksi daun dalam bentuk duri atau jarum serta
rambut daun fungsinya untuk mengurangi penguapan air dan untuk pendinginan
adaptasi selain itu, daun dilapisi oleh kutikula yang sangat tebal, daun
berdinding tebal. Daun juga terdapat lapisan lilin yang menutup stomata penuh
pada siang hari serta tersembunyi. Batangnya bertipe herbaseus yang tebal dan
berdaging. Tanaman ini berbatang tebal untuk melindungi dari penguapan berlebih
karena tempat yang panas dan ketersediaan air sedikit. Tanaman ini memiliki
tipe percabangan aksiler tak terbatas dan memiliki lapisan lilin untuk
mengurangi penguapan. Tipe akarnya serabut dan memanjang di dalam tanah agar
mudah menyerap air dan unsur hara. Sistem perakarannya adalah penetrasi yang
dalam sehingga memungkinkan absorpsi lebih efisien.
Kaktus termasuk ke dalam golongan
tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang
tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang
bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki
metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika
cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus
juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk
digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak
spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut
merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap
herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian
ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai
bunga.
Secara
anatomis, pada penampang melintang sel epidermis tanaman ini mengalami
penebalan kutikula untuk mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain
itu, untuk beradaptasi pada daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus
memerlukan jaringan penyimpan air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air
yang keluar dari tubuh. Untuk menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini
terdapat jaringan penyimpan air yang ada di bawah hipodermis. yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien Pada kaktus juga dilengkapi
jaringan palisade. Ruang antar selnya relatif kecil. Keadaan yang lain yaitu ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang
sangat panjang, sedangkan ciri yang khusus yaitu adanya jaringan penyimpan air
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan
sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu
kekeringan agar dapat bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah.yang
mewakili tanaman xerofit.
Pada
penampang membujur terdapat banyak stomata di jaringan palisade yang berfungsi
untuk fotosintesis. Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan
agar tanaman dapat hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.
C.
Eceng Gondok (Eichornia crasipes)
Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) adalah
salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Enceng gondok merupakan
tanaman yang masuk kedalam tanaman hidrofit. Tanaman hidrofit adalah tanaman yang
bisa beradaptasi dengan kondisi air yang berlebihan.
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.
Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung
dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya
licin dan berwarna hijau. Daun enceng
gondok tipis dan lebar, hal itu bermanfaat untuk mempercepat penguapan. . Daun yang lebar juga berguna
untuk menjaga keseimbangan antara masuknya air dengan besarnya pengeluaran air
melalui evapotranspirasi. Tanaman ini memiliki akar serabut yang pendek karena akar tersebut dengan mudah mencari air untuk tumbuh.
Secara morfologi, tanaman enceng gondok memiliki batang yang berongga dan
mempunyai kantong akar pada ujung akarnya.
Secara anatomis
pada penampang melintang enceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga
udara (aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan udara sehingga
membantu unuk mengapung. Rongga ini aktivitasnya adalah mengisi O2
dan diubah menjadi CO2 pada saat respirasi. Rongga ini sangat
penting bagi tanaman yang hidup di air karena kadar oksigen yang banyak dalam
air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akar mengalami penyusutan. Kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain namun
fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh unsur-unsur atau zat-zat
tertentu yang terlarut dalam air. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini
berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng
gondok (Eichornia crassipes) tercecer sedangkan pada jagung (Zea mays)
teratur berjajar.
Sedangkan
pada penampang membujur, enceng gondok memiliki stomata yang jumlahnya banyak
dan terdapat di permukaan daun bagian atas. Stomatanya terletak di bagian
permukaan atas daun. Ini bertujuan agar terjadi penguapan secara intensif
supaya kelebihan air pada tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki
oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam
distribusinya, stomata enceng gondok tercecer dan menyebar sedangkan pada
jagung teratur berjajar. Hal ini menunjukkan proses evapotranspirasi cukup
besar.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Tanaman
berdasarkan tingkat kebutuhan air, dapat dikelompokkan menjadi tanaman
hidrofit, tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang meiliki banyak air,
tanaman higrofit tanman yang beradaptasi pada lingkungan yang lembab, tanaman
xerofit merupakan tanaman yang hidup di lingkungan yang kering, halofit
merupakan tanman yang hidup pada lingkungan yang memiliki kadar salinitas yang
tinggi, dan tanaman mesofit, merupakan tanaman yang hidup pada lingkungan yang
memiliki kandungan cukup air.
2. Taman jagung
(Zea mays), merupakan tanaman yang
termasuk dalam kelompok mesofit. Adaptasi dilakukan dengan adanya stomata yang
sedikit dan jumlah sel kipas yang yang dapat membuka dan menutup pada daun.
3. Pada tanaman
kaktus (Opunctia sp.), merupakan
tanaman xeroit yang mampu hidup di lingkungan yang kering. Secara morfologi
kaktus beradaptasi dengan lingkungannya dengan cara memodifikasi daunnya
menjadi duri, hal tersebut bertujuan agar mengurangi transpirasi, memiliki akar
yang panjang untuk memudahkan mejangkau sumber air yang jauh pada daerah
kering. Secara anatomi, adanya katikula yang tebal dan stmata yang sedikit juga
bertujuan agar mengurangi transpirasi. Aadanya jaringan penyimpan sebagai
tempat untuk menyimpan makanan dan air pada batang kaktus.
4. Tumbuhan
enceng gondok (Echornis crassipess),
merupaka tumbuhan hidrofit yang mampu beradaptasi pada lingkungan yang memiliki
banyak air, tanamna ini beradaptasi dengan cara memiliki rongga pada batang
yang bertujuan untuk mengapung di permukaan air, selain itu tumbuhan ini
memiliki morfologi dengan bentuk daun yang lebar dan tipis, stomata yang
banyak, serta dilapisi kutikula yang tipis sehingga memudahkan untu
transpirasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaves, MM.,
J.P.Marco, and J.S.Pereire. 2006. Understanding plant responses to drough
from genes to the whole plants.
Functional plant Biology 30:239-264.
Hidayat,
E.B. 1995. Antomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Loveless,
R.F. 1987. Tanaman Air. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta
Savitri,
N.H. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan,
Tohari, Shiddieq, D., 2013. Pengaruh cekaman kurang air terhadap beberapa
karakter fisiologis tanaman nilam
(Pogostemon cablin). Jurnal Littri
19(3) : 20-27.
Solomon, E.P.,
L.R. Berg and D.W. Marten. 2008. Biology 8th ed. Thomson Brook or Cole,
Belmont.
Supryiyanto.
2010. Bentu-Bentuk Adaptasi Makhluk Hidup.<Edukasi.net/index.php?mod=
script&cmd=BahanBelajarMateriPokok/View&id=351&unique=3447>.
Diaakses 15
Mei 2012.
Wong, C., Yin,
H., and Zhang, J. 2008. Influence of water stress on endogenous hormone
content and cell demage of maize
seedling. Journal of Intergrative Plant Biology 30:
427-434.